1.
Do you think that the events recorded in
this chapter are isolated instances of business malfeasance, or are they
systemic through the business world?
Answer
:
Menurut
saya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam bab ini merupakan tindakan
penyimpangan atau kecurangan dalam dunia bisnis. Dalam kasus ini pihak
manajemen bekerjasama dengan para akuntan untuk menguntungkan pihak mereka.
Walaupun prinsip dalam dunia bisnis adalah mencari keuntungan (profit oriented)
tetapi hal ini bukan berarti perusahaan dapat melakukan penyimpangan sehingga
merugikan pihak lain. Sistem bisnis memang kadang terkenal “strict”tetapi sebagai
pebisnis yang bermoral dan beretika hendaknya kita tetap pada jalur yang tidak
menyimpang. Dan jelas sekali bahwa penyimpangan/kecurangan bukan merupakan
bagian dari sistem bisnis dunia.
2.
The events recorded in this chapter have
given rise to legislative reforms concerning how business executives,
directors, and accountants are to behave. Is this a case of too little
legislation being enacted too late to prevent additional business fiascos?
Answer
:
Dengan
adanya peristiwa ini maka muncullah peraturan-peraturan tentang bagaimana pihak
manajemen, direksi, dan para akuntan berperilaku. Menurut saya, mungkin saja
peristiwa penyimpangan ini terjadi karena kurang nya peraturan atau pedoman
bagi para manajemen, direksi, dan akuntan. Semakin bagus suatu pedoman makanya
makin minim penyimpangan akan terjadi. Semua tindakan ada peraturan dan
sanksinya, oleh karena itu para manajemen pun akan lebih berhati-hati mengambil
suatu tindakan. Dan selain itu, integritas terhadap kode etik harus
ditingkatkan khususnya untuk para akuntan.
3.
Is there anything else that can be done
to curtail this sort of egregious business behaviour other that legislation?
Answer
:
Ya
selain dibentuknya undang-undang tersebut ada hal lain yang dapat mengurangi
peristiwa penyimpangan itu, antara lain :
a. Adanya
badan pengawas Negara yang mengawasi kegiatan perusahaan, dan dewan organisasi
profesi yang mengawasi kinerja dari anggota profesinya.
b. Menumbuhkan
goal congruence di para staff, middle,
and top management. Goal congruence itu sendiri adalah suatu usaha untuk menyelaraskan
tujuan yang diingin capai. Dengan adanya hal ini, maka minim kemungkinan
terjadi penyelewengan/kecurangan karena focus dari goal congruence itu tidak
hanya menguntungkan pihak tertentu saja, melainkan semua pihak baik
stakeholders dan shareholders.
c. Adanya
pemantauan dari publik. Hal ini cukup efektif untuk menghindari penyimpangan
yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, media khususnya sangat berperan.
Dengan adanya sorotan dari media, perusahaan pasti akan memiliki rasa takut
untuk melakukan penyimpangan.
4.
Many cases of financial malfeasance
involve misrepresentation to mislead boards of directors and/or investors.
Identify the instances of misrepresentation in the Enron, Arthur Andersen, and WorldCom cases discussed in
this chapter. Who was to benefit, and who was being misled?
Answer
:
Kasus Arthur Andersen dan Enron :
Adanya praktik discrimination of
information/unfair discrimination, terlihat dari tindakan dan perilaku yang
tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada kebangkrutan perusahaan,
terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate
responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku manajemen
perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang
diberikan kepada perusahaan. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron
misalnya, pihak manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang
praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Yang mendapat keuntungan dari
tindakan kecurangan ini adalah pihak manajemen Enron dan Arthur Andersen,
sedangkan yang mengalami kerugian adalah para investor dan public (masyarakat).
Kasus WorldCom :
Manajemen WorldCom memanipulasi laporan keuangan, sehingga
kinerjanya jadi kelihatan cantik yakni dengan menyulap biaya sewa yang
seharusnya merupakan biaya operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan
pada tahun yang sama menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk
jangka 10 tahun. Biaya yang disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$
500-800 juta. Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba
bersih US$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal I/2002.
Padahal, kalau manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima kuartal
rapornya akan merah. Inilah informasi yang menyesatkan para investor dan
kreditor sedangkan yang mendapat keuntungan dari penyesatan informasi ini adalah
pihak manajemen (CEO, CFO, Director of General Accounting, Controller, Director
of Management Reporting, dan Director of Legal Entry Accounting).
5.
Use the Jennings “Seven Sign” framework
to analyze the Enron and WorldCom cases in this chapter.
Answer
:
a. Pressure
to meet goals, especially financial ones, at any cost.
b. A
culture that does not foster open and candid conversation and discussion.
c. A
CEO who is surrounded with people who will agree and flatter the CEO, as well
as a CEO whose reputation is beyond criticism.
d. Weak
broads that do not exercise their fiduciary responsibilities with diligence.
e. An
organization that promotes people on the basis of nepotism and favouritism.
f. Hubris,
the arrogant belief that rules are for other people, but no for us.
g. A
flawed cost/ benefit attitude that suggest that poor ethical behaviour in one
area can be offset by good ethical behaviour in another area.
6.
Rank the worst three villains in the
film Wall Street: Money Never Sleeps (2010). Explain your ranking.
Answer
:
Urutan
tiga penjahat terburuk dalam film Wall Street: Money Never Sleeps (2010) :
a. Bretton
James : Dia adalah dalang dibalik kebangkrutan Perusahaan Keller Zabel sehingga
pemiliknya perusahaan melakukan bunuh diri. Selain itu Bretton James terlibat
dalam skandal penggelapan pajak dan penjualan saham illegal (stock fraud).
b. Gordon
Gekko : Dia adalah mantan narapidana karena kasus penipuan penjualan
saham/securities fraud. Dia pernah penjara selama 8 tahun karena tindakannya
itu. Selain itu Gordon juga merupakan orang yang sangat mementingkan uang sampai
terkadang dia lupa bahwa dia telah melakukan sesuatu diluar etika.
c. Jacob
Moore : Berniat ingin melakukan balas dendam kepada Bretton James. Jacob
menuliskan tentang kasus skandal yang terjadi di Wall Street dan menyebarkannya
di situs milik Winnie. Kasus itu terus berkembang hingga akhirnya Bretton James
di adili.
7.
In each case discussed at some length in
this chapter – Enron, Arthur Andersen, WorldCom, and Bernie Madoff – the
problems were known to whistle-blowers. Should those whistle-blowers each have
made more effort to be heard? How?
Answer
:
Ya
seharusnya para whistle-blower itu melakukan usaha-usaha yang lebih agar
pendapat mereka lebih di dengar/ dipercaya. Bisa dikatakan bahwa para whistle
blower inilah “juru kunci” untuk mengungkapkan penyimpangan/kecurangan yang
telah terjadi di dalam perusahaan. Selain itu, hendaknya para whistle blower
ini mendapat perlindungan yang lebih
agar di masa mendatang orang lebih berani mengungkapkan sesuatu penyimpangan yang
terjadi karena mereka bebas dari ancaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar